Kamis, 28 Juni 2012

Sandur, temaramnya nasibmu

Sandur...
Temaramnya nasibmu ( poem of night photo )

bergerombol kami merapatkan diri..
ditengah hamparan tanah lapang dikelilingi bukit-bukit kecil tempat menguburkan orang cina yang telah mati
mendekat pada api menahan dingin semribitnya angin malam ini
di bawah tiang bambu mereka beraksi


berharap nyala obor tak mati
meski mobat-mabit dia dipermainkan hembusan angin malam ini
nyala cahaya api yang menjaga mereka agar bisa makan dari pertunjukan di malam buta ini





bosan kami mendengar tembang lagumu yang itu-itu lagi
sudah tiga kali perapian yang kami buat telah mati
tak tahan lagi kami duduk lagi disiksa dingin yang membuat linu  setengah mati
berharap kami menyaksikan tarian akrobat kisah 'jaka Tarub' menyunting bidadari
sampai malam telah bergulir menyambangi dini hari
pelan-pelan kamipun pergi mengundurkan diri
berharap bisa meringkuk berbalut hangatnya selimut sembari menunggu datangnya pagi
bertanya kami dalam hati..
akankah kesenian ini bisa kami lihat beberapa tahun lagi nanti ?

Tuban, 29 Juni 2012

Tidak ada komentar: