Jumat, 29 Juni 2012

"Biarkan batu-batu ini berbicara" (2)

Leran Wetan, Kawasan Situs Goa Suci...

Dulu letaknya tersembunyi dari pandangan saat melintasi jalanan berpagar hutan jati di jalur Pantura.
Kini seiring tak lebat lagi jajaran pohon jati, gunung batu itu nampak telanjang berdiri.
Penasaran dengan kisah-kisah  yang menyelimuti, maka tergerak hati untuk mengunjungi.
Di bawah kakinya berhektar-hektar hamparan sawah subur, lumbung pangan yang mencukupi daerah ini. Namun makin bergerak ke atas mendekati kawasan ini, tanda keringnya tanah mulai tampak menyelimuti. hamparan hijau tanaman berganti menjadi gunung batu yang tinggi menjulang. Dari jauh nampak seperti lobang masuk sarang lebah batu

kawasan gunung karst leran wetan
menjaga gerbang

namun sesungguhnya ketika jarak sudah dekat. lobang itu berubah menjadi gerbang  berukuran raksasa menuju ke dalam perut gunung.






berteduh pada bayangan

 Para pekerja tambang sibuk membelah batu dengan mesin pemotong, semudah membelah lembaran tahu namun dalam kecepatan yang jauh lebih lambat. Desing bising suara cakram gergaji bersatu padu bersama hamburan putihnya debu, lengkap sudah dengan panasnya mentari yang menghajar tepat di ubun-ubun
bagai membelah tahu

Meninggalkan lokasi, sekitar 2 kilo meter naik lebih tinggi terdapat situs "Goa Suci" atau masyarakat setempat menyebutnya "Omah Suci".

menuju lorong masuk situs
arena gladi Bhayangkara


Sebenarnya situs ini adalah bekas tambang batu kapur dari era pendirian Majapahit. Menurut sejarah tutur masyarakat, dahulu para pioneer dari Singasari dan pulau Madura menambang batu kapur di wilayah ini. Melihat garis potongan melengkung yang terbentuk, nampaknya mereka hanya menggunakan peralatan sederhana semacam pahat dan baji. Potongan batu itu digunakan untuk pembangunan istana Majapahit di wilayah hutan Tarik Mojokerto. karakter batu kapur yang lentur dan merambatkan air membuat bangunan menjadi tahan terhadap gempa sekaligus mampu membawa kesejukan di dalamnya. Sampai kini masyarakat sekitar masih lebih suka menggunakan batu kapur (disebut "kumbung") ketimbang batu bata merah, mengingat daerah Tuban adalah daerah bersuhu relatif panas.

garis potongan melengkung
ruangan mirip piramid
Menurut sejarahnya, lama setelah tak lagi dilakukan penambangan, lokasi itu digunakan untuk pelatihan pasukan elit Majapahit yg disebut Bhayangkara. Letaknya yang cukup tersembunyi sekaligus berada di dataran tinggi sangatlah ideal untuk tempat pelatihan semacam itu. Ruangan bagian dalam yang membentuk kubah piramid dengan lubang udara di puncaknya sangat cocok untuk tempat berlatih ilmu kanoragan serta kebatinan. Berbeda dengan lokasi tambang kumbung di bawah yang panas dan berdebu, di lokasi "Goa Suci" ini kesan adem dan mistis sungguh kuat terasa. Bahkan konon di lokasi ini masih digunakan orang yg melakukan meditasi maupun tujuan-tujuan supranatural. Situs ini terletak sekitar 25 km arah Tenggara kota. Sampai saat ini belum ada biaya masuk, juga tidak ada petugas yang standby di sana. Harap menjaga sikap saat berada di lokasi ini, kecelakaan akibat hal-hal non teknis seperti macetnya kamera saat digunakan untuk memotret atau hal lain sering terjadi. Selebihnya  keindahan goa buatan peninggalan sejarah ini layak untuk dikunjungi. Setidaknya situs ini merupakan bukti kuatnya peran poros Tuban Majapahit dalam perkembangan sejarah kerajaan besar di Nusantara

Leran Wetan, 2012

1 komentar:

bayu-semilir mengatakan...

Sebagai Ralat...
pasukan elit yang dimaksud di dalam tulisan ini bernama Bhayangkara

mohon maaf atas kesalahan penulisan